Werkudaratiwas sumusul Sadewa, Nakula, lan Harjuna. Werkudara tiwas angka papat amarga nalika uripe seneng mangan, rada kasar, lan ora bisa basa. Bima (basa Sangskerta: à€­à„€à€ź, Bhima) utawa kang luwih kaloka kanthi jeneng Werkudara iku putranĂ© Prabu Pandhu DĂ©wanata (ratu Ngastina) lan DĂšwi Kunthi Talibrata kang nomer loro. Miturutcrita pedhalangan, Bima (Werkudara) dilairakĂ© wujud bungkus. Jaman isih cilik urip ing Astina, nanging sakwisĂ© ditundhung dĂ©ning Korawa, Bima lan sedulur-sedulurĂ© dibuwang lang pungkasanĂ© bisa babat Alas Mertani. DhĂšwĂškĂ© banjur urip ing kesatriyan Jodhipati/Unggulpawenang. Anak-anakĂ© Bima iki asring dadi pralambang prejurit. 1 Menerima anugerah Tuhan Yang Maha Esa berupa Bahasa Jawa sebagai. 2. Menunjukkan perilaku ber-bahasa yang santun yang ditunjukkan dengan. kete-patan peng-gunaan ragam bahasa (unggah-ungguh basa). 3. Memahami cerita wayang ""Bima Bungkus"". 4. Menceritakan kembali cerita wayang ""Bima Bungkus"" dengan ragam. Bacajuga: Lewat Pentas Wayang Kulit, MPR Sosialisasi Empat Pilar di Kaki Gunung. Berikut 10 tokoh wayang kulit yang terkenal dihimpun dari berbagai sumber. 1. Yudhistira. Putra tertua Pandu Memilikirasa peduli, santun, responsip dan pro aktif dalam menggunakan bahasa jawa melalui teks crita wayang (Bima Bungkus) KD 3.2 Memahami isi teks crita Mahabharata (Bima Bungkus) Indikator. 3.2.1. · Menuliskan synopsis cerita wayang Bima Bungkus berdasarkan unsure-unsur pembangunnya. 60 menit October2018 1 20K Report. Unsur intrisik dan ekstrinsik cerita bima bungkus?? KhansaAcha Unsur intristik terdiri dari tema, tokoh atau penokohan, alur cerita, latar, gaya bahasa, sudut pandang dan amanat. Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur cerpen yang berada diluar karya sastra. Akan tetapi, secara tidak langsung unsur ini mempengaruhi proses . – Cerita wayang Bima Bungkus sangat familiar di telinga masyarakat Indonesia, khususnya mereka yang tinggal di tanah Jawa. Raden Bima sebenarnya merupakan salah satu putra Prabu Pandu dari permaisuri Dewi Kunti dari lima bersaudara, yakni Pandawa. Baca Juga Cerita Wayang Gatotkaca Bahasa Jawa SingkatMenurut cerita, Bima keluar dari dalam bungkus atas bantuan dari Gajah Sena yang dikirim oleh para dewa, kemudian ia bersatu dengan Bima sehingga putra Pandawa kedua ini dikenal dan lebih populer dengan nama Raden Cerita Wayang Bima Bungkus1. Penjemputan Raden BimaSejak lahir ke dunia, Bima putra kedua Prabu Pandu sudah berada di dalam bungkus dan diletakkan di Hutan Mandalasana. Setelah 14 tahun lamanya, akhirnya Prabu Pandu mendapatkan sebuah petunjuk dari dewa, bahwa putra keduanya akan segera keluar dari bungkus mendapat petunjuk tersebut, akhirnya sang prabu datang ke Hutan Mandalasana untuk menyaksikan keluarnya Bima dan bertujuan menjemputnya. Namun, hal tersebut tidak jadi dilakukan karena saran dari Arya Suman, sehingga sang prabu mempersiapkan penyambutan untuk Raden Kepergian Raden YamawiduraTugas penjemputan akhirnya diperintahkan kepada adik Prabu Pandu, yakni Raden Yamawidura serta Patih Gandamana. Namun, ternyata Arya Suman sudah merencanakan pembunuhan Raden Bima, karena menurutnya Bima akan menjadi batu sandungan bagi tidak diizinkan untuk melakukan penjemputan, Arya Suman pun menjalankan rencana keduanya yakni mengirim pasukan dari Kerajaan Gandaradesa untuk membunuh Bima Bungkus. Arya Suman mengirimkan dua pasukan sekaligus yang memiliki tugas berbeda. Baca Juga Unsur Intrinsik Cerita Wayang LengkapPasukan pertama diberangkatkan langsung ke Hutan Mandalasana dan dipimpin oleh Aryaprabu Sarabasanta, kemudian pasukan kedua yang bertugas menghadang Raden Yamawidura dipimpin oleh Aryaprabu Menghadang Raden Yamawidura dan Patih GandamanaAryaprabu Anggajaksa dengan seluruh pasukannya mengelabui Raden Yamawidura memakai topeng agar tidak dikenali. Pasukan tersebut pun menghadang perjalanan Raden Yamawidura dan Patih Gandamana, hingga akhirnya terjadi pertempuran Gandamana seorang diri melawan seluruh prajurit yang dikirim oleh Arya Suman, sedangkan Raden Yamawidura melawan Aryaprabu Anggajaksa. Pertempuran akhirnya dimenangkan oleh Raden Yamawidura, sehingga mereka bisa melanjutkan perjalanan untuk menjemput Bima Arya Prabu Sarabasanta Diterjang Si BungkusSementara itu pasukan yang dikirim ke Hutan Mandalasana telah sampai dan mereka menyaksikan si bungkus mengembang dan mengempis seperti sedang bernapas. Suaranya pun terdengar lantang seperti suara singa menggeram dari dalam bungkusan tujuan mereka adalah menewaskan si bungkus, maka mereka langsung menghujaninya dengan berbagai macam senjata. Akan tetapi, senjata apapun tidak dapat membuat si bungkus robek, justru sebaliknya si bungkus tiba-tiba bergerak menggelinding untuk melakukan yang masih di dalam bungkus ternyata juga bisa mengeluarkan angin topan, sehingga membuat pasukan Aryaprabu Sarabasanta terhempas jauh keluar dari Hutan Mandalasana. Karena itulah pembunuhan Bima Bungkus akhirnya ditunda dan mereka semua keluar dari hutan untuk menyelamatkan Meruwat Si BungkusKetika itu, ternyata di kahyangan Jonggringsalaka, Batara Guru dan Batara Narada sedang membawah kelahiran si bungkus yang memang sudah waktunya. Setelah itu, Batara Guru memanggil Batara Bayu beserta kendaraannya, yakni Gajah Sena untuk berdua diberikan tugas untuk memberikan pakaian lengkap kepada Bima, kemudian merobek selaput pembungkus agar putra kedua Pandawa bisa keluar. Setelah mendapatkan perintah tersebut, Batara Bayu dan Gajah Sena pun berangkat menuju tempat pertapaan Bima Bayu pun masuk ke dalam bungkus Bima, kemudian memberikan informasi kepada Bima tentang orang tuanya. Setelah itu, Bima pun diberikan pakaian lengkap untuk dikenakan sebagai baju pertamanya sebagai Bima sudah siap, Batara Bayu memberikan perintah kepada Gajah Sena untuk merobek bungkus Bima agar ia bisa keluar dari sana dan lahir ke dunia sebagai ksatria Pertemuan dengan Raden Yamawidura dan Patih GandamanaCerita wayang Bima Bungkus pun berlanjut dengan kisah sampainya Raden Yamawidura dan Patih Gandamana di Hutan Mandalasana. Akan tetapi, terjadi kesalahpahaman sehingga mereka bertiga saling serang karena Bima tidak mengenal tengah-tengah pertarungan, Batara Narada dan Batara Bayu turun dari langit untuk melerai mereka, sehingga perkelahian pun terhenti. Setelah itu, Batara Narada memperkenalkan Bima sebagai putra kedua Prabu Pandu yang berhasil keluar dari Bimasena Bertemu Kedua SaudaranyaDi Kerajaan Hastina, Raden Puntadewa dan Raden Permadi yang merupakan putra pertama dan ketiga Prabu Pandu mendengar bahwa Raden Yamawidura berangkat menjemput Bima merasa sangat bahagia, sehingga akhirnya menyusul mereka ke Hutan tengah perjalanan, mereka berdua dihadang oleh pasukan Arya Suman yang masih berasa kesal karena gagal membunuh Bima. Mereka pun akhirnya menyerang Raden Puntadewa dan Raden Permadi sebagai pelampiasan atas itulah muncul pemuda bertubuh besar yang kemudian langsung menerjang Raden Suyudana dan Raden Dursasana, yang tidak lain adalah Bima. Karena tidak bisa melawan Bima dan merasa kewalahan, akhirnya mereka berdua kabur dan diikuti oleh sang paman, yakni Arya ketiga bersaudara tersebut tidak saling mengenal, sehingga Raden Yamawidura dan Patih Gandamana pun memperkenalkannya. Setelah mengetahui bahwa mereka bersaudara, mereka pun langsung berangkulan bahagia, kemudian bersama-sama melanjutkan perjalanan pulang ke Kepulangan BimasenaSetelah perjalanan cukup panjang, akhirnya rombongan Raden Yamawidura dan Patih Gandamana bersama dengan ketiga putra Pandawa pun sampai di istana Hastina. Prabu Pandu beserta istrinya dan seluruh keluarga besar pun menyambut kedatangan putra kedua, yakni Bimasena dengan penuh perasaan haru dan Pandu sangat kagum terhadap putra keduanya, karena memilih perawakan tinggi besar dan pastinya kekuatan yang sangat dahsyat. Sang prabu pun teringat tentang pesan yang disampaikan oleh dewata, bahwasannya penempatan Bima di dalam bungkus di Hutan Mandalasana bukanlah sebuah pengasingan atau tersebut dilakukan sebagai sarana bagi Bimasena untuk melakukan tapa brata selama 14 tahun lamanya. Karena teringat hal tersebut, akhirnya Prabu Pandu memberikan Bimasena nama tambahan, yakni Raden wayang Bima Bungkus sangatlah panjang, namun secara garis besar dapat disimak pada penjabaran di atas. Bima Bungkus alias Bima Sena merupakan sosok kuat di antara lima bersaudara, yakni Pandawa putra-putra Dewi kamu yang sedang mencari ringkasan cerita wayang bima bungkus dalam bahasa jawa kamu bisa menggunakan google translate atau lalu translate ke dalam bahasa jawa wayang Bima Bungkus menceritakan tentang apa?Cerita tentang wayang bima bungkus adalah menceritakan tentang Prabu Pandu dan Dewi Kunti yang sangat sedih karena melahirkan anak Bayi yang berwujud terbungkus yaitu Raden Bima Kasebut Bima Bungkus?Sesuai dengan cerita alasan kenapa raden bima disebut sebagai bima bungkus? karena wujud atau bentuk Raden Bima saat dilahirkan saja tokoh yang ada dalam cerita Bima Bungkus?siapa saja tokoh pewayangan yang ada di cerita bima bungkus? berikut daftar tokohnyaprabu Seluruh kerajaan Astina sangat berduka karena kelahiran anak jabang bayi Prabu Pandu dan Dewi Kunti yang berwujud terbungkus. Tak ada senjata yang mampu untuk memecah bungkus tersebut. Kurawa yang juga ikut membantu memecah bungkus tersebut – walaupun dengan tujuan berbeda ingin melenyapkan sang jabang bayi – juga tidak sanggup melakukannya. Sampai akhirnya, terdapat wangsit dewata yang meminta bayi bungkus tersebut dibuang di hutan Krendawahana Ing pertapan Wukir Retawu Bagawan Abiyasa kasowanan Raden Permadi kang kaderekaken repat punakawan. “Kanjeng Eyang, kadi pundi nasibipun Kakang Bungkus, sampun sawetawis warsa mboten wonten suraos ingkang sae, bab menika Eyaang, andadosaken duhkitaning Kanjeng Ibu Kunti
” Di pertapaan wukir retawu Begawan Abyasa kedatangan Raden Permadi yang dikuti oleh punakawan. “Kakek bagaimana nasib kakak bungkus, sudah sampai beberapa tahun tak ada kabar baik mengenai ini eyang, menjadikan dukanya ibu Kunti” Tartamtu Sang Winasis kang pancen luber ing pambudi sampun pirsa apa kang dadi lakon. “Putuku ngger, Permadi, mangertiya jer kakangmu nembe nglakoni karmane, ing tembe kakangmu Si Bungkus bakal dadi satriya utama, lan bakal oleh apa kang sinebut wahyu jati
” Tentu saja sang Begawan yang memang dipenuhi oleh budi luhur sudah mengetahui apa yang akan terjadi. “Cucuku ngger Permadi, mengertilah kalo kakakmu sedang menjalani karmanya. Di kemudian hari kakakmu si bungkus akan jadi ksatria utama dan akan mendapat apa yang disebut sebagai wahyu jati” Anane Si Bungkus ndadekake gegering suralaya. Bumi gonjang ganjing kadya binelah, samodra asat. Ing Suralaya, Batara Guru nimbali Gajahsena, putra sang batara kang awujud gajah, kinen mecah si bungkus saengga dadi sejatining manungsa. Sang Guru ugi angutus Dewi Umayi kinen nggladhi kawruh babagan kautaman marang si bungkus. Adanya bayi bungkus tersebut menjadikan gegernya suralaya. Bumi gonjang ganjing bergetar seperti dibelah. Lautan menjadi kering. Di suralaya Batara Guru memanggil Gajah Sena putra sang batara yang berwujud gajah untuk memecah si bungkus sehingga menjadi manusia yang sejati. Sang guru juga mengutus Dewi Umayi untuk melatih tentang keutamaan kepada si bayi bungkus. Purna anggennya peparing ajaran marang si bungkus, Dewi Umayi aparing busana arupa cawat bang bintulu abrit, ireng, kuning, putih, pupuk, sumping, gelang, porong, lan kuku Pancanaka. Setelah memberikan pengajaran kepada si bungkus, Dewi Umayi memberikan busana berupa cawet bang bintulu merah, hitam, kuning, putih, pupuk, sumping, gelang, porong dan kuku Pancanaka. Salajengipun, Gajahsena mbuka bungkus. Pecahing bungkus dados sapatemon kekalihipun, kagyat dados lan perangipun. Binanting sang Gajahsena. Sirna jasad sang gajah. Roh lan daya kekiatanipun manjing jroning angga sang bungkus. Selanjutnya Gajahsena dengan kekuatan yang dimilikinya membuka bungkus sijabang bayi. Namun dengan pecahnya bungkus, sang bayi menjadi marah karena ia merasa disakiti, maka terjadilah perkelahian yang dahsyat diantara keduanya. Pertempuran tersebut berakhir dengan kalahnya Gajah Sena. Namun bersamaan dengan sirnanya jasad sang Gajah, seluruh roh dan kekuatannya merasuk kedalam badan si bayi bungkus. Praptene Betara Narada. Si Bungkus tumakon marang Sang Kabayandewa, “Heemmm, aku iki sopo?” Kemudian datanglah Betara Narada. Si bungkus kemudian bertanya pada Sang Kabayadewa,”Heeem, siapakah aku ini?” “Perkencong, perkencong waru doyong, ngger, sira kuwi sejatine putra nomor loro ratu ing Amarta Prabu Pandudewanata. Sira lahir awujud bungkus, lan kersaning dewa sira kudu dadi satriya utama
, lan sira tak paringi tetenger Bratasena ya ngger
” “Anakku, kamu itu sesungguhnya adalah putra nomor dua dari Raja Dimarta Prabu Pandu Dewanata. Kamu lahir berwujud bungkus, dan kehendak Dewata kamu akan menjadi ksatria utama, dan untuk itu engkau kuberi nama Bratasena ..” Bratasena kemudian hari menjelma menjadi seorang yang gagah dan menakutkan karena badannya yang tinggi besar dengan suara yang menggelegar. Sampai suatu ketika .. Rawuhipun Ratu saking Tasikmadu kang nyuwun senjata pitulungan marang Bratasena kinen nyirnakaken raja raseksa aran Kala Dahana, Patih Kala Bantala, Kala Maruta lan Kala Ranu. Para raseksa sirna. Sekakawan kekiatan saking raseksi wau nyawiji marang Raden Bratasena, inggih punika kekiatan Geni, Lemah, Angin lan Banyu. Datanglah Ratu dari Tasikmadu yang meminta pertolongan kepada Bratasena untuk melenyapkan raja raksasa bernama Kala Dahana. Patih Kala Bantala, Kala Maruta dan Kala Ranu. Dengan kekuatannya Bratasena mengalahkan para raksasa tersebut. Mereka sirna dan semua kekuatan para raksasa tadi menyatu dalam tubuh Raden Bratasena; itulah kekuatan api, tanah, angin dan air. ————————— Tancep Kayon Kisah atau cerita diatas saya ambil dari Jawa Gatekna Crita Bima Bungkus ing ngisor iki unsur pembangun cerita Saisine negara Astina bela sungkawa awit putra Prabu Pandhu lan Dewi Kunthi lair kanthi awujud ora lumrah yaiku kanthi kahanan bungkus. Sawetara ibune bungkus, sang Dewi sing kudune bungah nampa kanugrahan putra, mung bisa pasrah marang kaparingane Gusti nalika nyipati kahanan kang kaya mangkono. Ora ana sanjata kang busa tumawa mecah wujude bungkus. Pirang-pirang pambudidaya kanggo ngluwari panandhane sang bungkus ora ana sing kasil. Unsur intrinsik kang ana ing wacan ndhuwur yaiku kaya ing ngisor iki, kajaba unsur Indonesia Simak kisah Bima Bungkus di bawah ini unsur-unsur pembuat cerita Seluruh negara bagian Astina berduka cita karena putra Raja Pandhu dan Dewi Kunthi ini lahir dalam wujud yang tidak biasa yaitu dalam keadaan terbungkus. Beberapa ibu pembungkus, Dewi yang seharusnya bersukacita menerima anugerah seorang putra, hanya bisa pasrah kepada anugerah Tuhan ketika melihat keadaan seperti itu. Tidak ada senjata yang buihnya bisa merusak bentuk pembungkusnya. Beberapa upaya untuk menyelamatkan reruntuhan tidak berhasil. Unsur-unsur intrinsik yang terkandung dalam perikop di atas adalah sebagai berikut, kecuali unsur-unsurnya Bagaimana cara menggunakan terjemahan teks Jawa-Indonesia? Semua terjemahan yang dibuat di dalam disimpan ke dalam database. Data-data yang telah direkam di dalam database akan diposting di situs web secara terbuka dan anonim. Oleh sebab itu, kami mengingatkan Anda untuk tidak memasukkan informasi dan data pribadi ke dalam system translasi anda dapat menemukan Konten yang berupa bahasa gaul, kata-kata tidak senonoh, hal-hal berbau seks, dan hal serupa lainnya di dalam system translasi yang disebabkan oleh riwayat translasi dari pengguna lainnya. Dikarenakan hasil terjemahan yang dibuat oleh system translasi bisa jadi tidak sesuai pada beberapa orang dari segala usia dan pandangan Kami menyarankan agar Anda tidak menggunakan situs web kami dalam situasi yang tidak nyaman. Jika pada saat anda melakukan penerjemahan Anda menemukan isi terjemahan Anda termasuk kedalam hak cipta, atau bersifat penghinaan, maupun sesuatu yang bersifat serupa, Anda dapat menghubungi kami di →"Kontak" Kebijakan Privasi Vendor pihak ketiga, termasuk Google, menggunakan cookie untuk menayangkan iklan berdasarkan kunjungan sebelumnya yang dilakukan pengguna ke situs web Anda atau situs web lain. Penggunaan cookie iklan oleh Google memungkinkan Google dan mitranya untuk menayangkan iklan kepada pengguna Anda berdasarkan kunjungan mereka ke situs Anda dan/atau situs lain di Internet. Pengguna dapat menyisih dari iklan hasil personalisasi dengan mengunjungi Setelan Iklan. Atau, Anda dapat mengarahkan pengguna untuk menyisih dari penggunaan cookie vendor pihak ketiga untuk iklan hasil personalisasi dengan mengunjungi WERKUDARA Werkudara iku putrane Prabu Pandhu Dewanata Ian Dewi Kunthi sing angka kalih. Werkudara iku titisane Bathara Bayu. Awit putra angka loro, mula Werkudara uga sinebut putra panenggaking Pandhawa. Sesebutan liyane Bratasena, Bimasena, Haryasena, Bayusiwi, Jagal Abilawa, Kusumadilaga, Jayalaga. Kastriyane ing Jodhipati utawa Tunggul Pamenang. Garwane telu aran Dewi Nagagini, Dewi Arimbi, Ian Dewi Urangayu. Karo Dewi Nagagini, 'peputra Raden Antareja. Karo Dewi Arimbi, peputra Raden Gathutkaca Karo Dewi Urangayu, peputra Raden Antasena. Raden Werkudara duwe pusaka aran Kuku Pancanaka, Gada Rujakpala, Ian Gada LambitaÂŹmuka. Aji-ajine Bandung Bandawasa, Ungkal bener, Blabag Pengantol-antol, Bayu Bajra. Kacarita laire Bratasena. Nalika bayi lair awujud bungkus. Kabeh gegaman ora tumama. Kang bisa mbedhah bungkus mung Gajah Sena. Bareng wis bedhah, bayi diidak-idak, ditlale, digadhing malah saya gedhe. Gajah Sena ditamani kuku Pancanaka, mati sanalika. Suksmane nyawiji karo utawa Werkudara iku ora bisa basa marang sapa wae. Dadi yen micara tansah ngoko. Sing dibasani mung Sanghyang Wenang lan Dewa Ruci. Sanajan mangkono Werkudara duwe watak setya tuhu marang guru, bekti marang ibu, teguh ing janji, bela bebener, mbrastha angkara, dhemen tetulung, tresna marang kadang, adil. Watak setya marang guru, dituduhake nalika dheweke diutus dening gurune Pendhita Durna goleh banyu Perwitasari ing tengah alas ing telenging segara. Kang sajatine Werkudara dialap patine, dijlomprongake. Nanging amarga setya bekti marang guru. Werkudara malah antuk nugraha, bisa ketemu marang guru sejati Dewa Ruci, kang mahanani Werkudara bisa pinter tanpa guru maneh. Tandha bektine marang ibune dibuktekake, kanthi merjaya Dursasana, getihe kanggo jamas rikmane Kunthi lan sirahe kanggo keset dening Dewi Kunthi. Tresna marang kadang, kabeh kadange tansah dibela lamun nuhoni bebener. Nanging yen luput, sanadyanta anake dhewe bakal diajar, kaya nalika Gathutkaca maling Pregiwa. Jebule Gathutkaca mung dipaeka sebab sing maling Gathutkaca palsu. Dhemen tetulung upamane nulungi Ratu Wiratha Prabu Matswapati. Ing perang Bratayuda Werkudara dadi agul-aguling Pandhawa. Werkudara kang bisa mateni Dursasana, Sengkuni lan Duryudana. Sawise perang Bharatayuda, Parikesit wis jumeneng nata, bebarengan marang sedulur Pandhawa wis jumeneng nata, bebarengan marang sedulur Pandhawa liyane, ninggalake praja. Werkudara tiwas sumusul Sadewa, Nakula, lan Harjuna. Werkudara tiwas angka papat amarga nalika uripe seneng mangan, rada kasar, lan ora bisa budi pekerti1. Duwea watak satriyatama luhur ing budi, seneng tetulung, adil, wani ing bebener, mbrastha angkara murka!2. Bektia marang wong tuwa, luwih-luwih marang ibu!3. Dektia marang guru!4. Tresna asih marang Darbea jiwa satriya kang dadi bentenging negara! ============== Bima basa Sangskerta à€­à„€à€ź, Bhima utawa kang luwih kaloka kanthi jeneng Werkudara iku putranĂ© Prabu Pandhu DĂ©wanata ratu Ngastina lan DĂšwi Kunthi Talibrata kang nomer loro. SedhulurĂ© kabĂšh cacahĂ© ana lima kang banjur sinebut Pandhawa. Mula Bima iya banjur sinebut satriya Panenggak Pandhawa. Miturut Kitab Mahabharata, Bima Bhima dilairakĂ© wujud bayi lumrah. Lair saka guwa garbanĂ© DĂšwi Kunthi. RamanĂ© bebisik Bathara Bayu, dĂ©waning angin. Kacarita, sawijining Ă©suk DĂšwi Kunthi ngenggar-enggar penggalih karo nggendhong Bhima sing isih bayi. Dumadakan ana macan saka suwaliking grumbul. Awit saking kagetĂ©, Bima mrucut saka gendhongan, tiba ing sadhuwurĂ© watu gilang sing gedhĂ©nĂ© sasirah gajah. AnĂšhĂ© dudu sirahĂ© Bima sing pecah, nanging malah watunĂ© sing ajur mumur. Bima gereng-gereng nangis nggolĂški ibunĂ©. Krungu tangisĂ© Bhima iki, macan sing maunĂ© arep mbadhog mangsa bayi Bhima malah gila, satemah mlayu sipat kuping. Miturut crita pedhalangan, Bima Werkudara dilairakĂ© wujud bungkus. Jaman isih cilik urip ing Astina, nanging sakwisĂ© ditundhung dĂ©ning Korawa, Bima lan sedulur-sedulurĂ© dibuwang lang pungkasanĂ© bisa babat Alas Mertani. DhĂšwĂškĂ© banjur urip ing kesatriyan Jodhipati/Unggulpawenang. Anak-anakĂ© Bima iki asring dadi pralambang prejurit. Antareja bisa ambles bumi, kang njaga dharatan. Gatotkaca bisa mabur, kang njaga awang-awang. Antasena bisa ambles bumi lan urip ing banyu, kang njaga laut. Bima uga klebu dadi salah sijinĂ© warga Bayu kang cacahĂ© ana wolu, yakuwi Bathara bayu dhĂ©wĂ©, Anoman, Liman Situbandha, Garudha Mahambira, Sarpa Nagakuwara, Gunung Maenaka, lan Ditya Jajawreka. Bima utawa Werkudara uga klebu dadi putranĂ© Bathara Bayu, mula banjur sinebut Bayuputra iya bayu Tanaya kang tegesĂ© anak Bayu dĂ©waning angin. Aji-ajinĂ© aran aji bandhungbadawasa, Blabag Pangantol-antol lan Wungkal bener. GegamanĂ© kang kondhang yaiku Gada Rujakpolo lan kuku Pancanaka. Bima ora gelem basa karo sapa waĂ©, kejaba nalika ing lakon Bima Suci/Nawaruci. Ing lakon iki Bima ketemu karo DĂ©wa Ruci. WujudĂ© DĂ©wa Ruci kaya dĂ©nĂ© Bima. DĂ©wa iki metu seka kupingĂ© lan ngandhani Bima perkara filsafat urip. Ing pungkasan crita wayang, Bima muksa bareng karo Pandhawa liyanĂ© nuju swargaloka.

cerita bima bungkus bahasa jawa